Rabu, 26 Juni 2013

Stroke Jadi Beban Penyakit Terbesar di Indonesia

 

 
Jakarta, Zaman yang semakin modern banyak mengubah perilaku hidup masyarakat, termasuk kebiasaan makan dan gaya hidup tak sehat. Alhasil, penyakit-penyakit kronis seperti stroke pun menjadi beban penyakit terbesar di Indonesia.

Pada tahun 1990, stroke menempati urutan keempat sebagai beban penyakit di Indonesia, berada di bawah infeksi pernapasan, tuberkulosis dan diare. Namun menurut studi terbaru tahun 2010 yang baru saja dirilis Kementerian Kesehatan, stroke kini menempati urutan teratas sebagai penyebab kematian paling banyak di Indonesia.

"Faktor kunci meliputi hipertensi, konsumsi tembakau, dan diet khususnya tinggi konsumsi garam dan rendah konsumsi buah," jelas dr Soewarta Kosen, MPH, Dr.PH, Peneliti Utama Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI.


Hal ini disampaikannya dalam 'Seminar Hasil Studi Beban Penyakit, Trauma dan Faktor Risiko di Indonesia tahun 2010: Tingkat dan Kecenderungan', di Kantor Kemenkes, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selasa (30/4/2013).

Menurut dr Soewarta, bila ditinjau dari seluruh rumah sakit di Indonesia, baik di daerah dan di pusat, stroke menjadi penyebab kematian nomor satu di rumah sakit. Kondisi ini sangat berkaitan dengan gaya hidup seperti diet tidak sehat, tekanan darah tinggi, perilaku merokok, kurang aktivitas fisik, obesitas, kadar kolesterol tinggi dan lainnya.

Selain stroke, penyumbang tertinggi dari beban penyakit adalah tuberkulosis (TB) dan kecelakaan lalu lintas. Untuk kasus tuberkulosis, sebenarnya sudah terjadi penurunan kematian yang cukup baik dibandingkan tahun 1990, namun penyakit menular ini masih menempati urutan kedua sebagai beban penyakit di Indonesia.

"Tuberkulosis kita sebenarnya cukup baik penurunannya, cuma coverage kita jelek karena akses. Jadi di beberapa tempat akses pengobatan itu nggak ada atau kurang matang," tambah dr Soewarta,

Untuk kecelakaan lalu lintas, jumlah kematiannya pun terus meningkat. Untuk Jakarta, dr Soewarta mengatakan di jalur busway saja setiap bulan terjadi 300 kecelakaan, yang mengakibatkan kematian 60 orang. Tidak mengherankan bila kecelakaan lalu lintas menjadi pembunuh manusia nomor tiga di Indonesia.


(mer/up)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar